Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,
Hampir semua pembicaraan mengenai filsafat manusia, selalu diawali dari kejatuhan manusia dari surga ke bumi. Timbul pertanyaan : kenapa manusia diturunkan dari surga ke bumi?
Pertanyaan itu dengan cepat dijawab ‘karena manusia melanggar larangan Tuhan‘. Dalam kitab suci al-Qur’an, menyebut penyebabya sebagai ‘ada pohon yang tidak boleh didekati.’
Hadirin sekalian, kenapa manusia melanggar larangan Tuhan itu?
Karena ia digoda oleh setan. Setan lah yang membuat manusia terlena, dininabobokan oleh bisikan-bisikan menjerumuskan yang kemudian mampu membuat targetnya melanggar perintah Allah.
Ini sebabnya al-Qur’an dengan tegas-tegas menyebutkan ‘Setan itu adalah musuh yang nyata bagimu (QS Fathir:6)‘.
Izinkan pada kesempatan ini khotib mengurai ada 2 penyakit hati yang selalu di bisik-bisikan oleh setan kepada kita. Bisikan itu, terkadang jelas-jelas terlihat ada bencananya, tapi tidak jarang terdengar bisikan itu membuat kita terlena pada godaan duniawi. Dan Allah pun memberikan ijin kepada setan untuk memperdaya manusia. Namun dengan syarat, bila mereka mau diperdaya. Kalau tidak mau diperdaya, pasti tidak akan terpedaya.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,
Penyakit hati itu bisa menjangkiti siapa saja. Tak peduli tua-muda, kaya-miskin, pria-wanita, berpangkat-tidak berpangkat, semua bisa dijangkiti penyakit itu.
Yang pertama, adalah penyakit yang ditiup-tiupkan oleh setan kepada orang yang mendapatkan rejeki dari Allah. Mendapat anugerah, anugerah itu bisa harta, bisa ilmu pengetahuan, bisa keulamaan. Bisa apa saja yang membuat orang mampu bermegah-megah. Apa yang kemudian ditiupkan oleh setan? “Hai kamu manusia, sebenarnya apa yang kamu dapatkan dari Allah itu untuk kemegahan semata“.
Al-Qur’an lalu menyebut ini sebagai sifat riya. Orang yang rajin bersedekah, berinfak lalu setan akan meniupkan ke dalam hatinya sehingga ia merasa menjadi orang yang paling baik di seluruh dunia. Seorang ulama yang hebat, yang kaya ilmunya itu kemudian ditiupkan ke dalam hatinya “Hai, itu kamu orang yang dipandang oleh masyarakat.” Kepada orang yang berpangkat akan ditiupkan ke dalam hatinya dan menyebut sebagai orang yang paling mulia. Maka bisikan itu sangat membius. Ini yang membuatnya menjadi riya.
Jika al-Qur’an sudah menyebut penyakit riya pada manusia, al-Qur’an memperingatkan “Kalau riya sudah ada di dalam hati, maka orang yang melaksanakan ibadah salat pun bisa masuk neraka.( QS. Al-Ma’un: 4-6)”
Kenapa itu sanggup muncul dalam hati manusia? karena kita mengidap sifat yang jelek. Ini juga sifat yang dihembuskan setan : cinta kemegahan. ‘Kemegahan’ jika pada tempatnya itu positif, namun yang dimegah-megahkan, ingin di hormat-hormati, inilah yang juga disebut riya.
Yang kedua, yakni hasad, alias dengki. Bila riya itu biasanya ditimpakan pada mereka yang mendapati nikmat, tapi sifat ini dihembuskan kepada mereka yang tidak mendapatkan nikmat itu. Dengki itu merasa iri hati melihat saudaranya menerima kesenangan.
Nafasnya sesak jika ada saudaranya yang naik pangkat. Kepalanya pusing jika ada teman sejawatnya mendapatkan kenaikan gaji. Ini kan dengki namanya. Inilah yang dihembuskan setan. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang iri hati itu adalah orang yang tidak senang jika yang lain mendapat kenikmatan.
Mengapa sifat iri hati ini bisa tumbuh? Dalam psikologi modern dikatakan, jika ada orang lain yang berhasil dalam perjuangannya, ia akan bertanya, ‘mengapa bukan saya yang mendapatkannya, dan mengapa justru harus orang lain?‘ Lalu dalam hati dia akan berkata, ‘jika begini, maka Allah tidak adil terhadap saya‘. Apapun yang dilakukan, jika perasaan iri sudah datang, dia semakin tidak tenang.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,
Kalau begitu, jika kita mendapatkan penyakit hati ini, yang dihembuskan oleh setan ke dalam hati, haruslah kita lawan. Untuk itulah diawal khutbah,khotib mengawali dengan Al Isra ayat 82 :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
(Kami turunkan al-Qur’an itu sebagai obat, penenang, bagi penyakit-penyakit hati, dan di waktu bersamaan ia dirahmati bagi orang-orang yang beriman.)
Mereka yang menghamba, menyerahkan dirinya, menyatakan diri sebagai orang mukmin bisa terhindar dari kedua sifat ini. Mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah,hatinya bisa terjaga dari serangan penyakit hati.
Mudah-mudahan kita berada dalam posisi itu, dan mampu bertahan melawan setan agar tidak masuk ke dalam rongga hati kita. Dengan cara, selalu mendekatkan diri kepada Allah dan berzikir kepadanya. Baik pagi, siang, sore dan malam dalam konteks kehidupan kita untuk menjalani diri sebagai muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
—
Disampaikan oleh Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, MA pada saat Salat Jumat di Bellagio Mall pada 14 Oktober 2016.